Minder karena alat vital kecil? Buat apa? Yang penting bukan ukurannya, kok. Lagipula, ketika masa akil-balik sudah usai, berarti berhenti pula pertumbuhan ukuran alat vital.
Cerita tentang "kehebatan" dukun urut wanita yang kabarnya bisa memperbesar ukuran penis, pastinya pernah juga mampir ke telinga Anda. Begitu pula berbagai macam iklan obat dan ramuan khusus yang juga kerap jadi bahan pembicaraan kaum pria.
Yang kemudian jadi pertanyaan, apa, ya, betul alat vital pria itu bisa diperbesar/diperpanjang?
"Secara medis, tidak bisa!" tegas Dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And., androlog dan seksolog dari Klinik Grasia Jakarta.
Meski begitu, fakta tetap saja membuktikan, banyak kaum Adam yang ingin dan kemudian berusaha dengan berbagai cara untuk membesarkan dan memperpanjang ukuran alat vitalnya. Untuk itu, Nugroho punya penjelasan tersendiri. "Ini karena pengertian yang salah. Mereka masih percaya mitos, penis besar akan membantu memuaskan pasangan. Mitos itu, kan, informasi salah yang diyakini sebagai kebenaran. Nah, mereka yang percaya lalu ingin mencoba membesarkan penisnya."
Jadi, jelas, mitos tersebut amat sangat merugikan. "Dan kalau tetap saja dipercaya, yang bersangkutan akan rendah diri atau kalau pasangannya kebetulan juga percaya mitos itu, maka begitu melihat penis suami kecil, ia langsung merasa tak puas. Ini, kan, merugikan keduanya." Sementara si pria, "Bisa saja, belum apa-apa sudah merasa tak bisa memuaskan istri. Padahal, sebetulnya fungsi seksualnya baik."
UKURAN PRIA INDONESIA
- Kepuasan seksual, kata Nugroho, sebetulnya bukan ditentukan oleh ukuran penis, melainkan karena fungsinya memang baik.
"Artinya, penis bisa ereksi keras, bisa mempertahankan lama ereksi, serta bisa melakukan hubungan seksual yang baik (penetrasi). Informasi yang salah juga kerap menyumbang berkembangnya mitos. "Pendidikan seks masih sangat kurang. Orang melakukan hubungan seks hanya berdasar naluri, ikut-ikut atau dari melihat buku/media."
Celakanya, yang dilihat pun yang enggak benar. Misalnya, melihat ukuran alat vital pria Eropa yang lebih besar. Padahal, ras kita beda dengan mereka yang tubuhnya jauh lebih tinggi. "Nah, bagaimana mungkin penis kita mau lebih panjang? Malah enggak proporsional jadinya," jelas Nugroho.
Ukuran penis rata-rata pria Indonesia, memang belum pernah diteliti. "Kisarannya antara 7 cm saat tidak ereksi dan menjadi dua kali lipat ketika ereksi." Cara mengukurnya pun harus benar, yakni perut ditekan sampai otot dasar penis. "Pria yang gemuk belum tentu penisnya kecil/pendek. Kalau lemaknya kita dorong sampai otot dasar penis, bisa jadi penisnya tak kecil."
BESAR KARENA SILIKON
- Secara medis, setelah usia akil balik, penis tak bisa lagi bertambah besar.
Ada, memang, beberapa teknik yang digunakan (biasanya oleh tenaga non-medis) untuk membesarkan penis. Misalnya, suntik silikon. "Padahal, ini sangat berbahaya karena biasanya disuntikkan langsung, tanpa kantung. Penis memang tampak besar, tebal di sekelilingnya, tapi karena tanpa kantung, suatu saat silikon akan menyebar masuk ke mana-mana," ujar Nugroho.
Pengobatan dengan silikon juga sangat berbahaya bagi kesehatan/fungsi seksual. "Dampaknya pasti akan terjadi disfungsi ereksi permanen. Sebab, silikon akan ke mana-mana dan masuk ke pembuluh darah, dan akhirnya tersumbat. Ujung-ujungnya, tak bisa ereksi."
Ada beberapa pria yang mengaku merasa puas setelah disuntik silikon. "Tapi sebenarnya itu karena mereka merasa alat vitalnya tampak besar. Sebaliknya, ada pula yang mengeluh tak bisa lagi menikmati hubungan seks. Pasangannya pun tak merasakan kepuasan. Ini karena adanya pelapis silikon yang relatif lebih lunak dibanding penis yang sesungguhnya. Ketika ereksi, penis, kan, mengeras. Sementara dengan silikon, penis jadi lunak. Akibatnya, malah tak ada rasanya."
Secara medis, tutur Nugroho, pernah juga dilakukan percobaan memperpanjang penis dengan memotong/memperkecil otot dasar penis. Memang, penis jadi kelihatan panjang tapi ini pun kini tak lagi populer. "Hasilnya tidak memuaskan dan kemungkinan malah berdampak buruk karena kalau otot dasar penis tidak kuat, penis tak akan bisa berdiri (ereksi) dengan baik pula."
Prinsip terjadinya ereksi adalah darah mengisi pembuluh darah di penis. Karena penis punya selaput dinding yang kuat, pembuluh darah tak terus membesar. "Ibaratnya seperti balon. Balon tak punya selaput dinding yang kuat, jadi akan terus membesar." Selaput yang keras tadi akan menghentikan pembesaran penis, lalu mengalihkan tekanan ke bawah. "Karena otot dasarnya kuat, penis akhirnya tegak (ereksi). Nah, kalau kita potong otot dasarnya, bisa-bisa penis malah tak bisa ereksi karena tak memiliki dasar yang kuat."
PANJANG-PENDEK TAK PENTING
- Yang tak banyak diketahui, ada penis yang kecil ketika tak sedang ereksi, berubah berlipat kali saat ereksi.
"Ada pula penis yang besar saat tidak ereksi, ketika ereksi hanya bertambah besar paling banter setengah bagian. Jadi, totalnya tak banyak beda dengan penis yang pertama dicontohkan," ujar Nugroho.
Karena itulah, banyak pria merasa penisnya kecil saat tak ereksi. Sementara ada pula yang menganggap ereksinya kecil, padahal saat tak ereksi "lumayan" besar. "Padahal, sebesar apa pun penis, kalau fungsi seksualnya jelek, enggak ada gunanya. Kalau tak bisa ereksi keras, tak bisa mempertahankan ereksi dalam waktu yang cukup, ya, enggak bagus. Terlalu besar juga malah enggak nyaman buat pasangan."
Harus pula diketahui, daerah peka rangsangan pada vagina wanita terletak di sepertiga bagian luar vagina. "Jadi, sebetulnya sangat tidak relevan memperpanjang atau memperbesar ukuran demi kepuasan pasangan." Wanita, jika dirangsang secara baik, vaginanya akan memanjang. "Bagian belakang menggelembung, sementara bagian depan menyempit. Artinya ia sudah siap memasuki fase penetrasi. "Jadi, selama rangsangan bagus dan wanita siap penetrasi, sepanjang apa pun penis, tak bakal bisa mencapai ujung vagina.
Sebaliknya, sekecil atau sependek apa pun penis, selama wanita belum terangsang secara baik, ya, pasti akan "mentok" karena siklus seksualnya belum siap. Itu yang kebanyakan terjadi pada pasangan," terang Nugroho.
Intinya, selain tak ada gunanya, secara medis pun tak mungkin memperbesar atau memperpanjang ukuran penis. "Yang bisa dilakukan adalah memperbaiki fungsi seksual. Ini bisa diperoleh dengan kebiasaan hidup sehat, makan berimbang, membuang kebiasaan buruk (merokok, alkohol), menjaga berat badan tetap ideal. Kalau itu tak tercapai, fungsi organ pun tak akan optimal sehingga kemunduran fungsi seks pasti akan cepat terjadi."
MAKIN TUA MAKIN "LOYO"
Banyak pria yang tak tahu fisiologis ereksi dan langsung panik begitu mengetahui "burung"nya tak lagi menegak kencang.
"Padahal, tak selalu penis menegak kencang. Seiring bertambahnya usia, terjadi degenerasi pada organ tubuh. Termasuk organ vital," jelas Nugroho.
Pada usia di bawah 20, misalnya, penis masih menegak kencang ke atas. Di usia 40, tingkat kekencangannya menurun, usia 50 sudah datar, 60 lebih turun lagi, dan seterusnya. "Nah, banyak pria, misalnya usia 40, ingin penisnya tetap oke seperti saat ia masih muda. Ia tidak tahu, seiring bertambahnya usia, terjadi degenerasi organ vital. Yang harus dipahami, semua itu normal dan tidak perlu berobat. Selama perubahannya sesuai usia, tak masalah. Yang penting, bisa ereksi dan penetrasi dengan baik."
"KOK, KECIL?"
- Bagaimana mengetahui penis kecil yang normal dan tak normal?
"Ada, memang, pria yang pertumbuhan genitalianya terhambat. Penisnya memang kecil tapi biasanya disertai pertumbuhan kantung buah pelir (skrotum) yang juga tidak sempurna," ujar Nugroho.
Pada pria, selain penis, ada pula buah pelir (testis) yang dibungkus kantung buah pelir (skrotum). Hormon yang memperbesar penis dan testis adalah hormon testosteron. "Jika pertumbuhan penis tak baik, misalnya hormon saat anak-anak kurang, pasti pertumbuhan skrotum juga tak sempurna."
Skrotum yang normal adalah panjang (menggelantung), sehingga buah pelir bisa lebih dingin dari suhu tubuh, warna lebih gelap, dan berlekuk-lekuk (berkerut-kerut). "Kerut ini berfungsi membuang panas. Ibaratnya, radiator pada mobil. Kita lihat, kalau skrotumnya tak menggelantung, warnanya tidak hitam, tidak berkerut, sementara penisnya kecil berarti, pertumbuhan genitalianya memang terhambat."
KIAT SEKS SEHAT & HEBAT
Agar hubungan seks yang berkualitas bisa diperoleh, beberapa kiat berikut sebaiknya disimak:
- Selalu menambah pengetahuan soal seksualitas.
- Hubungan seks yang baik adalah yang harmonis, bisa dinikmati kedua pihak. Untuk bisa harmonis, komunikasi seksual juga harus baik. Contohnya, saling menyampaikan ke pasangan, mana-mana saja daerah erotis masing-masing.
- Jika muncul gangguan seks, sebaiknya segera diselesaikan. Misalnya, ada masalah disfungsi ereksi atau gangguan orgasme. "Kalau tidak diselesaikan dengan segera, pasti akan mengganggu kualitas hubungan."
No comments:
Post a Comment