Saturday, March 15, 2008

Suami Berselingkuh, Perlukah Dimaafkan ?

Banyak pria menggunakan pelbagai alasan seakan-akan bahwa perselingkuhan yang baru saja ia lakukan terjadi dengan begitu saja, lalu mendekati istrinya dengan wajah bersungguh-sungguh untuk meminta maaf bahwa ia telah melakukan kesalahan. Mengiba, dan berharap bahwa istrinya memaklumi dengan segala kekhilafannya yang telah dilakukannya.



Tulisan ini bukanlah dimaksudnya bagi Anda, terutama para istri untuk menghukum suami Anda yang barusan saja berselingkuh dengan wanita lain. Anda membutuhkan kekuatan emosi yang sangat besar ketika Anda merasa dikhianati dalam perkawinan Anda, bagi pria, pengakuan dengan begitu dapat dimaafkan begitu saja dengan meminta maaf.



Begitu mudahkan pria dengan mengatakan bahwa ia telah berselingkuh dengan wanita lain di depan Anda, sementara Anda berharap akan kebahagian dalam perkawinan Anda? Apa artinya waktu selama ini Anda habiskan berdua ternyata ada wanita lain yang menjadi idaman sang suami? Bagaimana perasaan-perasaan Anda sendiri ketika bersedia dinikahi olehnya? Apakah harus berakhir dengan hanya satu malam saja dengan suami berselingkuh dengan wanita lain? Apa yang harus Anda lakukan?



Ada tiga bentuk perselingkuhan yang kerab terjadi dan sering dilakukan oleh pra pria;



1. One stand night.

Pria ini biasanya mempunyai fantasi liar terhadap seks, sulit mengontrol nafsu birahinya. Pria ini sangat mudah tergoda dengan wanita-wanita yang dianggapnya masuk dalam kategori fantasi seksualnya. Dorongan seksual yang menggebu-gebu mendorongnya untuk berselingkuh melepaskan nafsu seksualnya. Biasanya pria ini berprinsip bahwa dalam hidup, perlu dikelilingi wanita 3-4 sepanjang ia belum menikah.



Biasanya pria ini tidak ingin terikat secara emosional dengan wanita lain, ketertarikannya semata-mata hanyalah secara seksual. Wanita-wanita yang menjadi pilihannya biasanya adalah teman dekat, rekan kantor, kenalan, partner bisnis dan sebagainya, Setelah melakukan hubungan seks, pria menganggap hubungan tersebut telah usai, kalaupun masih terjadi kelanjutan maka dapat dipastikan ada hal-hal lain yang membuatnya untuk melakukannya lagi. Pria ini berprinsip, "bila mudah untuk mendapatkan susu kenapa mesti repot untuk memerahnya?" ―maka pria ini akan mengulanginya selama wanita selingkuhannya memberi sinyal.



Bila pria ini tertangkap basah oleh istrinya ia akan menggunakan alasan bahwa perselingkuhannya terjadi begitu saja, tanpa ia rencanakan, semuanya terjadi diluar kontrolnya, dan tidak terencana. Alasan ini biasanya cukup ampuh untuk membuat istrinya sedikit luluh dan mengerti dengan apa yang dialaminya adalah semata-semata kekhilafan yang terjadi diluar kontrol dan rencananya. Wanita juga menganggap bahwa hubungan perselingkuhan suaminya terjadi begitu saja dan tidak akan ada kelanjutannya.



Apakah demikian adanya? Kesalahan utama pria-pria ini adalah dengan menggunakan alasan; "terjadi begitu saja atau bukanlah hal yang luar biasa atau tidak ada artinya samasekali". Mereka menganggap bahwa penyangkalan dengan alasan tersebut tidak mempunyai dampak apa pun dalam hubungan perkawinan Anda berdua.



Bagaimana pria dengan mudah mengatakan bahwa perselingkuhan tersebut terjadi begitu saja?

Bagaimana pria tersebut dapat mengajaknya ke hotel? Apakah hal-hal tersebut dikatakan terjadi dengan begitu saja? Apakah mereka terdampar begitu saja kedalam hotel lalu terjadi perselingkuhan tersebut?



Bagaimana pria dengan mudah mengatakan bahwa perselingkuhan tersebut terjadi dengannya diluar kontrolnya?

Bayangkan bagaimana pria tersebut bersikap genit merayu wanita selingkuhannya untuk dapat tidur dengannya? Apakah wanita tersebut dengan mudah membuka celananya secara tiba-tiba lalu mengiijinkan suami Anda untuk melampiasakan hasrat seksualnya?



Bagaimana pria dengan mudah mengatakan bahwa perselingkuhan tersebut terjadi dengan begitu saja?

Bayangkan bagaimana suami Anda mengajaknya kehotel, melepasakan satu persatu baju wanita tersebut, mecumbunya dan seterusnya... lalu ia mengatakan kepada Anda bahwa perselingkuhan tersebut terjadi dengan begitu saja?



Bagaimana pria dengan mudah mengatakan bahwa perselingkuhan tersebut tidak berarti baginya dan tidak mempunyai pengaruh apa pun terhadap dirinya dan perkawinan Anda berdua?

Bayangkan bagaimana pria tersebut mendapatkan pengalaman baru seksualnya, memacu birahinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama wanita lain, bercumbu dengannya, lalu mengatakan kepada Anda bahwa hubungan tersebut tidak mempunyai arti apapun? Apakah pengalaman baru tersebut terhapus secara otomatis dalam benaknya seiring dengan ejekulasinya saat itu?



2. Pelacuran

Pria ini memilih pelacur untuk dijadikan pelampiasan seksualnya. Biasanya pria ini memilih wanita-wanita pelacur karena untuk menjaga kerahasiaannya. Selain itu pelacur dianggap lebih mudah dibandingkan dengan wanita kenalan lain yang membutuhkan waktu untuk pendekatan terlebih dahulu. Resiko ketahuan pun semakin besar, sedangkan pelacuran dianggap bahwa istrinya tidak mengenal wanita tersebut dilingkungan keberadaannya.



Beberapa alasan pria memilih pelacur sebagai teman selingkuhannya:



Lebih aman tingkat kerahasiaannya. Mereka menganggap tidak ada "jejak" yang dapat diendus dari perselingkuhan yang dilakukannya seperti sms, telpon, kartu nama, email dan lain sebgainya yang dapat dicurigai.

Anggapan ini sebenarnya salah, semua bentuk perselingkuhan mempunyai kans yang sama besar untuk diketahui oleh pasangan yang sah suatu saat.



Pria tersebut ingin mendapatkan pengalaman dan sensasi secara berbeda dari apa yang ia peroleh dari istrinya.

Pria-pria yang berpikir seperti ini mempunyai kesalahan terbesar dalam kehidupannya. Mereka berpikir pengalaman yang ia dapatkan dari pelacur dapat dipraktekkan nantinya dengan istrinya. Menemukan teknik bercinta bersama istri yang sah lebih membuat suami-istri lebih menghargai bentuk "penemuannya" tersebut dibandingkan dari apa yang diperoleh dari salah satu pasangan. Hubungan akan lebih romantis karenanya, karena hubungan seksual tersebut di iringin dengan muatan emosi cinta dan kebersamaan.



Dalam beberapa kasus, mereka adalah pria yang memiliki gangguan seksual, mereka berpikir dapat melampiaskan birahinya dengan cara-cara liar.

Mereka menganggap gangguan seksual tersebut membutuhkan pelampiasan, padahal gangguan seksual dapat di obati melalui terapi konseling yang rutin. Pria ini beranggapan bahwa ia tidak tega untuk melakukan tindakan-tindakan nyeleneh pada istrinya, lalu beranggapan bahwa dorongan tersebut perlu dilampiaskan pada wanita lain yang bukan istrinya.



3. Emosional

Pria ini melakukan perselingkuhan dalam waktu yang cukup lama secara tersembunyi dari istrinya. Perselingkuhan ini tidak melibatkan hubungan seks semata, tetapi juga melibatkan hubungan secara emosional. Pria ini biasanya mempunyai ke engganan untuk memperbaiki hubungan dengan istrinya, mereka lebih suka lari dari konflik dibandingkan menyelesaikan masalah.



banyak pria ketika menghadapi konflik lebih menutup dirinya dibandingkan melakukan komunikasi dengan istrinya. ketidakberdayaan pria untuk mengenal emosinya, pria tersebut cenderung mengelak terhadap hal-hal yang menyangkut dengan ekspresi emosionalnya. Pria kadang marah untuk mengunkapkan ketakutan-ketakutannya. kesalahan dalam berekspresi ini akan membuat pria malas secara emosional untuk memperbaiki hubungan dengan istrinya.



Pria-pria labil ini memilih membuka "jalan baru" untuk meredam konflik yang sedang berkembang dalam rumahtangga. Bentuk penyenangan diri ini berupa pendekatan dengan wanita lain. Keterdekatan dengan wanita membuat pria ini sedikit lebih nyaman dibandingkan harus menghadapi istrinya. Pria ini merasa membutuhkan perhatian dari orang lain, seseorang yang dapat mendengar permasalahan yang dihadapinya, atau memberinya rasa kedamaian dari konflik yang baru saja dialaminya. Tindakan ini mengakibatkan keterikatan secara emosional dengan wanita lain. Akibatnya sudah dapat ditebak, konflik rumahtangga yang tidak terselesaikan sedang para pria ini memilih untuk mencari solusi untuk dirinya sendirinya dengan mengabaikan perasaan-perasaan istrinya.



Beberapa kesalahan utama dari pria-pria ini adalah;



Mereka menganggap setiap konflik yang muncul dalam rumahtangga, maka ia membutuhkan relaksasi dengan mencari kesenangan diluar rumah.

Kebanyakan orang ketika menghadapi konflik di dalam rumahtangga mengatakan bahwa ia membutuhkan sedikit waktu untuk dirinya. Waktu tersebut diartikan sebagai bentuk penghiburan terhadap dirinya dengan meninggalkan rumah dalam waktu tertentu. Padahal sikap yang diambil tidaklah menyelesaikan masalah atau bahkan menimbulkan masalah baru, karena ketika ia kembali ke rumah konflik tersebut tetap membayanginya.



Pria ini merupakan pria-pria labil yang memiliki kematangan emosi yang minim dan kekanak-kanakan.

Pria ini tidak sanggup mengelola konflik, mempunyai kontrol yang kurang terhadap emosi, tidak konsisten, mempunyai pola pikir negatif, tidak konstruktif dan tidak mempunyai kemampuan untuk mencintai pasangannya.



Pada awalnya pria ini mendekati wanita lain sekedar melepaskan rasa penatnya setelah konflik dirumah memuncak, mereka menggunakan alasan sebagai teman curhat atas konflik rumahtangga baik secara langsung atau tidak..

Kesalahan utama dari pria ini adalah mereka enggan untuk berkomunikasi dengan istrinya, sulit mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya, anehnya ia dapat bercerita kepada orang lain dengan lancar yang ada akhirnya mengikat secara emosional.



Memaafkannya atau tidak?



Bagi pria yang membaca artikel ini dapat berpikir sekali atau pun berkali-kali, bahwa tidak ada satupun perselingkuhan terjadi dengan sendirinya, begitu saja, atau mengatakan bahwa perselingkuhan tidak mempunyai arti-arti apa-apa yang membawa pengaruh kepada kehidupan Anda, sudah pasti, perselingkuhn selalu diawali dengan proses berpikir sejak awal Anda memasuki tahap-tahap perselingkuhan.



Perselingkuhan bukanlah hal yang lumrah yang mesti dapat diterima, ataupun suatu bentuk trend yang mesti diikuti, ini menunjukkan gejala tidak sehat di dalam masyarakat kita. Perselingkuhan merusak norma-norma agama, merusak lembaga perkawinan atas komitmen kedua pasangan untuk saling setia.



Pada umumnya perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pasangan dapat berakhir pada perceraian yang pada ujungnya dapat merugikan kedua belah pihak, anak dan sanak keluarga, atau bahkan bila perkawinan tersebut bertahan, maka akan hilangnya rasa percaya antar keduabelah pihak pasangan, meningkatkan rasa cemas akan takut dikhianati lagi atau bahkan tindakan balasan dengan tindakan serupa, percayalah, perselingkuhan hanya memberikan kenikmatan sesaat tetapi Anda tidak akan mendapatkan kebahagaian dalam hidup Anda,



Tindakan buruk pasangan berselingkuh juga telah mengingkari komitmen keduanya dalam ikatan perkawinan, tidak menghargai pasangan atau bahkan melecehkannya. Bila ia telah melecehkan Anda dengan tindakannya seperti itu apakah ini yang disebut perkawinan? Maaf atau tidak merupakan pilihan Anda. Berpikirlah!



Catatan Penulis:

Banyak artikel yang saya temukan dalam majalah-majalah seperti liputan-liputan kaum-kaum yang membentuk suatu komunitas hobby berselingkuh, atau bahkan beberapa majalah wanita yang membahas masalah perselingkuhan seakan-akan membentuk image bahwa bila salah satu pasangan berselingkuh adalah hal yang biasa, bahkan mereka mengatakan; "apalah artinya satu malam dibandingkan dengan 20 tahun usia pernikahan?", tetapi malah mengejutkan saya bahwa beberapa konselor diluar negeri yang menangani masalah perkawinan mengatakan bahwa apapun bentuk perselingkuhan tersebut bahwa orang yang berselingkuh berarti telah mengabaikan komitmen anda berdua, mengesampingkan keberadaan emosi-emosi anda, atau bahkan menganggap anda tidak pernah ada! Perceraian? Kenapa tidak? banyak pasangan yang telah bercerai dapat menjadi lebih baik, mandiri, menurunkan tingkat stres setelah pengalaman buruknya dalam perkawinan, timbulnya rasa percaya diri dan lain sebagainya. Pelbagai topik menyangkut perselingkuhan ini akan kami bahas pada edisi bulan depan secara lebih detil.

No comments: