Thursday, October 2, 2008

Obesitas Turunkan Kesuburan Pria


BILA Anda termasuk pria berbadan tambun, sebaiknya mulai waspada. Selain berisiko mengalami berbagai penyakit serius, seperti jantung, stroke, dan diebetes, sebuah riset mengindikasikan, peluang pria gemuk untuk mempunyai keturunan pun akan terancam.

Seperti dilaporkan suatu penelitian yang dimuat jurnal Fertility and Sterility, peluang seorang pria gemuk memiliki anak relatif lebih rendah sekalipun ia berbadan sehat. Kajian riset para ilmuwan dari Pennsylvania State University College of Medicine di Hershey menunjukkan, di antara 87 pria sehat berusia 19-48 tahun, mereka yang termasuk kategori obesitas (kelebihan berat badan) cenderung tidak memiliki anak.

Satu hal yang penting digarisbawahi dari temuan ini, pria berbadan tambun juga menunjukkan perbedaan hormonal yang menunjukkan penurunan kapasitas dan kemampuan reproduksi. Hasil penelitian menunjukkan, dibandingkan dengan rekannya yang berpostur ramping, pria gemuk memiliki kadar testosteron lebih rendah dalam darahnya.

Selain itu, mereka juga tercatat memiliki kadar hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) yang rendah, padahal kedua jenis ini sangat penting bagi kesehatan reproduksi pria.

Menurut para ahli, minimnya kadar LH dan FSH secara relatif mengindikasikan adanya hipogonadotropik hipogonadisme parsial. Ini merupakan suatu kondisi di mana testis tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya akibat gangguan sinyal pada hipothalamus dan kelenjar pituitari, dua bagian penting otak yang mengatur sekresi hormon.

Dr Eric M Pauli dan timnya dari Pennsylvania State University College of Medicine menyatakan, hasil temuannya menunjukkan bahwa obesitas adalah salah satu faktor independen yang memengaruhi tingkat kesuburan pria.

Dalam risetnya, Pauli melibatkan 87 pria dan 68 persen di antaranya telah memiliki seorang anak. Pauli dan timnya menemukan, rata-rata indeks massa tubuh (BMI) tercatat lebih rendah di antara kelompok ini dibandingkan dengan mereka yang belum memiliki anak.

Setelah peneliti memeriksa beberapa jenis hormon reproduksi, mereka menemukan bahwa pria yang termasuk kategori obesitas memiliki kadar LH dan FSH lebih rendah. Di lain pihak, peningkatan obesitas juga berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon estrogens. Pengaruh lemak tubuh, ujar Pauli, memang dapat meningkatkan konversi testosteron menjadi estrogen dalam darah pria. Perubahan hormon seperti ini dapat menyebabkan sinyal dalam otak untuk menekan produksi hormon FSH dan LH.

No comments: