Rupanya sebagian besar pria masih menaruh harapan sangat besar pada pil anti disfungsi ereksi. Hal tersebut tercermin dari sebuah hasil studi yang menyebutkan sepertiga pria langsung menyerah, bahkan tambah depresi jika pil anti impotensi yang mereka minum gagal berfungsi.
Hasil studi tersebut juga menunjukkan pria yang baru pertama kali mengonsumsi pil anti impotensi baru memperoleh hasil yang diinginkan setelah mengganti merek pil atau menambah dosisnya. Demikian menurut laporan Dr.David Edwards dan timnya dalam pertemuan European Society of Sexual Medicine, di Lisbon, Portugal, Selasa (27/11).
Dalam studinya, David dan timnya menyertakan 631 pria berusia rata-rata 55 tahun yang menderita disfungsi ereksi. Seluruh responden mengonsumsi pil untuk menyembuhkan kondisinya dan 70 persen responden masih dalam pengobatan.
Ketika pil pertama yang mereka minum tidak bekerja, 68 persen pria dilaporkan merasa tidak percaya diri, 32 persen merasa depresi dan ada 24 persen responden yang putus asa dan merasa impotensi mereka tidak akan bisa diatasi.
Sepertiga responden memilih untuk tidak meneruskan pengobatan atau tidak mau berkonsultasi ke dokter untuk mencari alternatif terapi. Menurut para ahli hal tersebut dialami oleh kebanyakan pria di manapun yang lebih suka menunda, bahkan mengabaikan masalahnya. Padahal disfungsi ereksi sesungguhnya bisa disembuhkan.
"Data ini makin menegaskan bahwa pria masih enggan minta bantuan dokter untuk mengatasi disfungsi ereksi yang dialaminya. Selain itu keberhasilan pil anti impotensi berpengaruh besar pada kepercayaan diri mereka," tulis peneliti.
Pil anti disfungsi ereksi, seperti Viagra, Cialis, atau Levitra, bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke bagian genital pria. Untuk meningkatkan keberhasilan kerja pil-pil tersebut, pakar seksologi Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, menyarankan pentingnya rangsangan. "Minum pil kalau tidak ada rangsangan biasanya tidak berhasil," katanya. (REUTERS/An)
No comments:
Post a Comment